Usaha Ritel


Usaha ritel, sedari dulu hingga kini, tetap merupakan usaha yang menarik dan gampang-gampang susah. Gampang karena barang-barang yang dijual (umumnya) merupakan barang yang menjadi kebutuhan primer masyarakat. Susah karena persaingan yang ada sudah sedemikian luar biasa kompetitifnya.

Jujur saja, kalau Anda ingin membuka outlet kelas kecil, maka Anda bersaing dengan Indomaret, Alfa Mart, toko kelontong, dan warung-warung lain. Kalau Anda ingin bermain di kelas menengah-besar, maka Anda harus berani menahan gempuran Alfa, Makro,

Hero, Giants, Carrefour, dan semacamnya.
Menurut saya pribadi, peluang yang lebih bagus justru di kelas jenis convenience store semacam Circle K dan sebangsanya. Anda hanya perlu mencari lokasi strategis di pinggir jalan raya. Pastikan lokasi Anda dekat dengan cafe, tempat billiard, diskotik, atau tempat-tempat yang lazim menjadi base camp nongkrong anak muda.

Anda tinggal memilih tempat yang tepat, lalu lakukan renovasi sedikit. Usahakan agar outlet Anda menarik dengan pencahayaan yang terang. Buka toko Anda selama 24 jam non stop. Anda mungkin hanya memerlukan dua-tiga karyawan yang bisa dibagi dalam beberapa shift. Barang yang Anda sediakan juga tak perlu terlalu banyak. Cukup siapkan minuman berenergi (misal Kratingdaeng atau Extra Joss), soft drink, cokelat, roti atau makanan ringan (bisa kering atau basah, tetapi baiknya lebih banyak jenis kering).

Kalau Anda memang berniat membuka usaha di bidang ritel, tentunya perlu dirumuskan terlebih dahulu planning yang matang. Apalagi, usaha ritel semacam ini punya banyak hal yang dapat “dimainkan”. Tentu saja dalam koridor yang benar dan legal. Misalnya, ada kecenderungan ketika memasuki outlet, orang akan selalu belok ke kanan. Hal ini bisa disiasati dengan menempatkan barang-barang yang kurang laku di barisan kanan depan. Sementara barang-barang yang laku, meski diletakkan di sudut pun tetap akan dicari.

Dan satu hal lagi, sejatinya, rahasia sukses berbisnis ritel terletak pada dua hal: manajemen persediaan dan hubungan dengan pemasok. Manajemen persediaan menjadi penting karena persediaan yang terlalu banyak menjadikan kelebihan working capital karena over-stock. Over-stock tersebut lama kelamaan akan menjadi dead-stock karena usang, kadaluwarsa, perubahan selera, atau sebab lainnya. Sementara persediaan yang terlalu sedikit justru mengakibatkan lost of opportunity atau lost of sales.

Hubungan yang baik dengan pemasok juga menjadi faktor kesuksesan usaha ritel Anda. Setidaknya mereka bisa menjamin product availability Anda. Ini terkait erat dengan manajemen persediaan seperti sudah ditulis dimuka. Selain itu, jika Anda mempunyai track record yang baik, para pemasok biasanya bersedia memberikan potongan, bonus, atau kelonggaran dalam pelunasan barang.